Tangerang Selatan, 9 Oktober 2021.- Berdasarkan riset, perempuan menggunakan pembalut sekali pakai sebanyak 4-5 dalam sehari. Akan tetapi, kebiasaan ini menyimpan resiko masalah lingkungan karena lapisan kedap air di dalam pembalut yang ternyata setara dengan empat kantong plastik. Hal inilah yang membuat tiga srikandi asal ITB, Elshanti Nabiihah, Qolbu Nurul, dan Difa Ayatullah, ingin menciptakan inovasi pembalut yang ramah lingkungan, yaitu Pertiwi.
“Sering kali, inovasi besar bisa datang dari hal-hal yang dekat dengan kita. Namun seringkali tidak terpakai. Oleh karena itu, kita perlu look something deeper for something that usually wasted.” Ujar Qolbu. Tanaman pisang menadi pilihan bagi Qolbu dkk untuk berkreasi dalam ide produk pembalut mereka yang bernama “Pertiwi”
Mereka menggunakan tanaman pisang sebagai bahan utama produk Pertiwi. Alasannya adalah kandungan fiber tanaman pisang memiliki potensi sebagai pengganti bahan baku pembalut konvensional yang juga bisa terurai tanpa merusak lingkungan. Keunggulan lain dari Pertiwi adalah penggantian bahan kimia berbahaya seperti chlorine dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. Pertiwi juga berencana untuk menyertakan tata cara daur ulang produknya kepada para konsumen.
Ke depannya, mereka berharap Pertiwi bisa berkembang dan juga bisa menjadi solusi dari permasalahan sampah pembalut di Indonesia. Mereka ingin agar masyarakat menjadi lebih sadar dalam konsumsi barang-barang yang lebih ramah lingkungan. Obrolan lengkap mengenai Pertiwi dan perempuan-perempuan hebat di belakangnya, dapat Sheesters akses di Podcast She.Hear by Shestarts.id
Instagram: Shestarts.id
YouTube: SheStartsID
Website: www.shestarts.id
Podcast: She.Hear