SustaIN merupakan perusahaan jasa konsultan yang didirikan pada tahun 2016 oleh 4 orang perempuan yang diwakili oleh Pauline Arifin dan Laily Prihatiningtyas. Berawal dari pertemanan yang memiliki visi sama, mereka pun memulai usaha dengan membangun bisnis unit melalui salah satu firma founder sampai didanai oleh USA pada tahun 2016. Kini, perusahan ini lebih dikenal oleh publik sebagai SustaIN dibanding dengan PT Mitra Juang Mandiri. Kata SustaIN sendiri merupakan brand dari inisiatif para founder yang berarti “sesuatu yang terus ada”.
Selama menjalankan usahanya SustaIN tentunya mengalami tantangan dan hambatan. Terlebih lagi. perusahaan ini masih cukup muda untuk terjun ke dunia konsultan yang berfokus pada isu Government yaitu Anti Korupsi. Selanjutnya, tantangan lainnya yang dirasakan secara tidak langsung adalah masih terdapat stereotip dari industi ini yang menganggap perempuan tidak bisa diajak untuk berkomunikasi secara blak-blakan. Meskipun begitu, tantangan-tantangan tersebut menjadi acuan dan motivasi dalam terus berjuang. Khususnya para founder yang tetap menjalankan dengan baik perusahaan karena memiliki modal keahlian di bidangnya dan network yang telah dikenal oleh banyak orang. Dengan demikian, personal branding juga menjadi salah satu yang penting untuk membangun kepercayaan konsumen. Selain itu, komitmen dan konsisten serta memiliki visi yang sama juga menjadi modal utama dalam menjalankan perusahaan ini. Walaupun dalam praktiknya selalu berhadapan dengan proses yang jatuh bangun dan penolakan sering terjadi.
SustaIN sendiri memiliki kekuatan dalam menjalankan bisnis dibanding firma lainnya. Pertama, para founder yang dari awal memiliki latar belakang pendidikan dan keahlian yang berbeda sehingga bisa membentuk ide yang lebih komprehensif. Kedua, para founder yang semuanya perempuan yang senang bersosialisasi dan pendengar yang baik memudahkan mereka untuk membangun jaringan dan kepercayaan dari klien. Ketiga, hubungan pertemanan yang kuat membangun ekosistem yang saling menguatkan, komit dan kolaboratif dalam menjalankan usaha ini. Selain itu, dalam membangun teamwork perlunya membangun komunikasi yang baik dan kepercayaan, serta merekatkan cita-cita yang sama dalam membangun industri ini.
Dalam menjalankan bisnisnya sendiri, Pauline dan Tyas masih merasakan adanya diskriminasi, walaupun tidak banyak. Namun berjalannya waktu, tantangan-tantangan tersebut menjadi acuan bagi mereka untuk terus membuktikan bahwa perempuan mampu berkarya, bahkan melebihi dari ekspektasi yang diharapkan. Tapi sepanjang perjalanan karir dan usaha, mereka merasa bahwa ada banyak sekali potensi yang dimiliki oleh perempuan. Banyaknya stereotip dan diskriminasi menjadikan perempuan sosok yang tangguh dan pantang menyerah, tekun belajar, dan lebih peka terhadap kesulitan orang lain. Melalui sosok mereka, kita bisa melihat bahwa perempuan memiliki kesempatan yang sama asalkan memiliki kemauan, komitmen dan visi yang tinggi. Sehingga tantangan dan hambatan bukan menjadi persoalan yang besar, melainkan menjadi acuan untuk terus belajar dan berani berkarya. Shestarts.id melalui program SheStarts.Story di Youtube mengajak Tyas dan Pauline untuk membagikan kisah perjalanan bisnisnya untuk menginspirasi entrepreneur perempuan yang bisa diakses melaui channel Youtube kami di SheStartsID atau klik https://youtu.be/0okUzMH8g38. Kami juga mengajak para womenpreneur untuk bergabung dalam komunitas entrepreneur wanita kami dan bersama menciptakan ekosistem bisnis yang saling mendukung, karena perempuan mampu berdaya.